Pooling Fund Bencana: Senjata Baru RI Hadapi Risiko Bencana

Jum'at, 12 September 2025
Pooling Fund Bencana: Senjata Baru RI Hadapi Risiko Bencana

Jakarta, 10 September 2025 – Sebagai langkah memperkuat ketahanan nasional terhadap ancaman bencana, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) dan Ditjen Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan RI menggelar Seminar Inovasi Pendanaan Bencana. Seminar ini menjadi pembuka rangkaian konferensi The 4th Asia Disaster Management & Civil Protection Expo & Conference (ADEXCO) 2025 di Jakarta International Expo (JIExpo).

Mengusung tema “Pemanfaatan Pooling Fund Bencana dan Dana Perubahan Iklim untuk Meningkatkan Resiliensi Lokal dan Nasional”, acara ini bertujuan memperluas wawasan, memperkuat kapasitas daerah, serta meningkatkan kesadaran kolektif akan pentingnya skema pembiayaan bencana yang cepat, efektif, dan berkelanjutan.

Apa Itu Pooling Fund Bencana?

Pooling Fund Bencana atau Dana Bersama Penanggulangan Bencana (PB) merupakan inovasi kebijakan fiskal yang menghimpun dana dari berbagai sumber sah, termasuk APBN dan APBD. Skema ini dirancang untuk:

  • Melindungi stabilitas keuangan negara,

  • Memperkuat kapasitas pendanaan pusat dan daerah,

  • Melengkapi mekanisme pembiayaan bencana yang sudah ada.

Raditya Jati, Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, menegaskan bahwa Pooling Fund Bencana memiliki potensi besar sebagai game changer. “Kita harus berani membuat lompatan besar. Skema ini bukan soal keuntungan, melainkan investasi untuk mengurangi risiko bencana,” ujarnya.

Kolaborasi Lintas Sektor

Seminar ini menghadirkan pakar, kementerian/lembaga, pemerintah daerah, NGO, akademisi, hingga pelaku usaha untuk membuka ruang dialog strategis. Diskusi menyoroti perlunya tata kelola yang kuat, akuntabel, dan transparan agar Pooling Fund benar-benar menjadi solusi berkelanjutan.

Suska, Direktur Strategi Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Kemenkeu, menegaskan bahwa dana ini tidak akan mengurangi alokasi anggaran penanggulangan bencana yang sudah ada. Sementara itu, Roki Gangsar Winoto dari Direktorat Pengelolaan Risiko Keuangan Negara memaparkan tengah dikajinya mekanisme risk transfer agar pendanaan bencana memiliki lapisan perlindungan lebih.

Agus Wibowo, Direktur Sistem Penanggulangan Bencana BNPB, menambahkan bahwa proses penyaluran dana dilakukan dengan mekanisme berlapis—mulai dari penyusunan proposal hingga evaluasi—untuk memastikan tepat sasaran. Hal ini dipertegas oleh Joko Tri Haryanto, Direktur Utama BPDLH, yang menekankan pentingnya akuntabilitas dalam menjaga stabilitas fiskal negara.

Perspektif Internasional

Dukungan juga datang dari Bank Dunia. Alanna L. Simpson, Operations Manager, menyampaikan bahwa banyak negara menghadapi tantangan serupa: ketersediaan dana bencana belum diiringi dengan kesiapan penggunaannya. Ia menilai Indonesia berada di jalur yang tepat dalam mengembangkan Pooling Fund Bencana. “Tantangan terbesar bukan hanya punya dana, tapi memastikan dana siap digunakan dengan cepat dan tepat. Indonesia bisa menjadi contoh di kawasan,” katanya.

Antusiasme Tinggi

Diskusi interaktif ini diikuti lebih dari 650 peserta secara langsung maupun daring. Kehadiran Pooling Fund Bencana dalam ADEXCO 2025 menjadi sarana strategis untuk memperkenalkan manfaat nyata mekanisme ini kepada kementerian, pemerintah daerah, komunitas, dan pemangku kepentingan industri.

Sebagai bagian dari Indonesia Energy & Engineering Series (IEE Series) 2025, seminar ini memperkuat posisi Indonesia sebagai pionir dalam inovasi pembiayaan risiko bencana—beriringan dengan pameran besar seperti Construction Indonesia, Concrete Show South-East Asia, dan Water Indonesia.


Abdul Muhari, Ph.D.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB

Tidak menemukan barang? kirim permintaan sekarang!

Ketik permintaan anda atau Tarik file kedalam field

Produk terkait